CINTA DAN KEMATIAN (cerpen)

23.36 Edit This 0 Comments »

Kreeek........door!!! Tertutuplah pintu kamar bintang yang ditutup dengan hati yang terluka dan tangisan perih, suara pintu yang sangat keras itu membuat bunda kaget dan cemas. Bunda pun sangat ingin tahu apa yang dirasakan anak semata wayangnya itu, kaki pun terus melangkah mendekati kamar pintu bintang, tangisan yang sangat keraspun terdengar. Bunda pun sangat cemas dan mengetuk pintu.
Tok...tok...tok...!!!”
Bintang.....bintang sayang !”
Bunda terus memanggil tapi panggilan itu tak ada jawaban. Bunda pun sangat resah, Bunda mengulang memanggil kembali.
“ Bintang........! Buka pintunya sayang, Bunda mau ngomong sama Bintang. Dan Bunda ingin temanin Bintang di kamar.”
Ayolah sayang buka pintunya.”
“Udah dech Bunda tidak usah ganggu Bintang. Bintang hanya ingin sendirian.”
Bunda merundukkan kepala sambil menggelengkan kepala. Dan berkata:”Ya udah Bintang kalau itu memang maumu, Bunda akan pergi”.
Bunda menuju ke ruang tamu, Bunda duduk di sanping suami tercintanya.
“Yah, sebenarnya ada apa dengan Bintang...?”.Ayahpun tetap tidak respon omongan Bunda.
Bunda mencoba untuk bersabar menghadapi suami yang mempunyai watak ego. Bunda mencoba bertanya kembali dengan kata yang halus, dan menggenggam jemari suaminya.
“Ayah sayang, Ayah marahin Bintang ya...?. Ayah pun tetap tidak ngerespon, malah ayah asik-asikan nonton televisi dan menyantap cemilan yang ada di depanya.
Bunda tak kuat menghadapi itu, tidak seperti biasanya Ayah seperti itu, apalagi nyuekin.
Bunda langsung cabut dan jemari tangan Bunda menghapus air mata yang terus berlinang di pipinya.Bunda menuju ruangan yang berada di depan kolam renang, sambil melamun meratapi kejadian tadi. Linangan air matapun tak berhenti.
Suara lembut, manja membisiki telinga Bunda.
“Bunda...Bunda...!! Bunda kok nangis.“ Bintang pun turun dari lantai dua menuju ke Bunda. Bintang lalu memeluk Bunda dan menatap wajah Bunda. “Bunda, izinkan aku tuk menemui Virgo. Ini penting Bunda.” Sambil memaksa.
“Bunda...besok aku udah ujian bunda, aku harus membantu Virgo bunda, dan aku harus membujuknya, biar dia mau lanjutin ujian. Dan aku berjanji aku akan membayar semua biaya ujian Virgo.”
“Bunda......bayangkan kalau kita ada di posisinya.” Kemudian Bunda mengizinkan Bintang menemui Virgo. Bintang melaju kencang dengan mobilnya mnuju rumah Virgo. Sampai disana Bintang mengecup jemari ibu Sarti. Bintang menemui Virgo dan memaksa Virgo untuk mengikuti ujian. Dan Bintang juga berkata. “Aku akan mengurusi semua biaya ujian kamu virgo”.
Virgo tak bisa menjawab apa-apa, Virgo hanya menuruti apa yang dikatakan Bintang.
Bumi berputar, pagi cerah membuat kedua anak itu ceria mengikuti ujian. Ujian itu berjalan dengan lancar.
Seminggu telah dilewati, pengumuman ujian akan di umumkan, mereka berdua dinyatakan lulus. Kemudian mereka berpelukan dan bersenang-senang.
“Tin... tin... tin..... !!!” suara mobil Ayah Bintang, dan Ayah Bintang pun keluar dari mobil sambil kedua tangan Ayah diatas pinggul dan pandangan mereka pun tak menghiraukan itu.
“Bintang........, !!” Suara keras terdengar mereka berdua, lalu mereka pun melepaskan pelukannya. “Phuackh......., “ Tamparan keras itu dirasakan oleh Virgo. Bintang pun tak kuat menahan itu, “Ayah jahat!” Bintang pun lari meninggalkan tempat itu, lalu Bintang masuk mobil.
Berhari-hari bintang didalam kamar, Bintang merasa tertekan dengan Ayah yang keras itu.
Jendela kamar Bintang terbuka dan bintang pun pergi meninggalkan rumah dan juga kedua orang tuanya. Bintang berlari menuju rumah Virgo yang jauh sambil menangis. Terik matahari yang menyengat membuat badan Bintang kurang fit. Virgo pun kaget melihat Bintang yang berlari. “Bintang...........-Bintang...........” Virgo terus memanggil tapi Bintang tidak dengar. Bintang terus berlari dan terjatuh. Kepala bintang pun menengak-nengok karena ada yang memanggilanya.. Bintang pun melihat Virgo yang sedang berjualan koran. Bintang memanggil Virgo sambil berlari kencang dan menyebrang jalan dengan air mata yang menetes di matanya.
“Tin....Tinnnn..... Bhreck......!”
“Aaaaaw....”.Kata itu terucap dari bibir Bintang. Bintang pun terjatuh dan berkumuran darah.
“ Bintang......”.Virgo berlari dan mengangkat Bintang, dan masuk ke mobil taxi untuk pergi ke rumah sakit. “Bintang...bangun” Sambil mengelur-ngelur rambut. Sampailah mereka di rumah sakit, Bintang terbaring di rumah sakit dan belum tersadarkan diri. Kedua orang tua Bintangpun tiba dan menampar Virgo dan menyuruh Virgo untuk pergi dari tempat itu. Virgo pun pergi.
“Ngapain Ayah dan Bunda keasini dan menamparnya, yang aku butuhkan hanyalah Virgo. Panggilkan Virgo sekarang apa aku akan pergi selamanya.” Ayah Bintang langsung memanggil Virgo. Virgo berlari dan duduk di sisi Bintang , jemari yang saling berpegangan dan air mata yang berlinan.
“Virgo...aku akan pergi jauh Virgo, aku akan menunggumu di surga.“ Ucapan yang terakhir yang keluar dari bibir Bintang. Bintang pun sudah tiada lagi. Virgo dan kedua orang tua Bintang hanya bisa menangis dan menyesal.

0 komentar: